Thursday, November 7, 2013

Alat Musik Tradisional Suling

alat musik tiup
alat musik suling
Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari bambu. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik yang sudah dikenal banyak orang. Dalam Mazmur 150:4 Versi King James alat seruling disebutkan dengan istilah flute. Dalam terjemahan bahasa inggris selain flute suling diterjemahkan dengan pipe. Seruling terbuat dari bambu, kayu, tulang atau bahkan logam. Seruling mampu menghasilkan bunyi kasar, melengking atau seperti suara siulan. Sumber bunyi seruling berada di bagian tak jauh dari puncak kepala. Di situ terdapat lubang tiupan kira-kira sebesar ujung jari. Suara diproduksi ketika dalam posisi
melintang, lubang itulah yang kita tiup. Udara kita tiupkan masuk ke dalam tabung, mengalir dan membentur sepanjang dinding tabung yang berfungsi sebagai resonator. Keras lembutnya hembusan akan menghasilkan frekuensi nada yang berbeda-beda, tinggi atau rendah.
Tangga nada dapat dihasilkan selain karena variasi kekuatan hembusan juga karena terbuka atau tertutupnya lubang pengatur nada. Jari tangan kanan dan kiri bertugas mengurusi pembukaan dan penutupan lubang itu dengan memencet-mencet tombol yang tersedia. Lubang nada serta tombol pengendali itu berada di bagian tubuh serta kaki seruling Di situ terdapat 16 atau 17 lubang, dimana 11 di antaranya dapat ditutup oleh 4 jari tangan kanan dan 3 jari tangan kiri dan satu lubang ditutup oleh jempol tangan kiri. Empat lubang lainnya dapat dibuka tutup melalui gagang-gagang tombol.
Nada seruling umumnya dimulai dari nada do, di, re, ri ,mi, fa, fi, sol, sel, la, li, si dan do, terus melengking menuju ke oktaf berikutnya hingga mencapai 3 oktaf lebih. Dengan jangkauan wilayah nada yang sedemikan banyak serta adanya fasilitas untuk nada-nada kromatik, maka seruling dapat melayani berbagai nada dasar. Dia mampu mengiringi penyanyi bersuara berat dan rendah maupun penyanyi bersuara melengking dan tinggi. Jadi mampu bermain di nada dasar D ataupun G dan sebagainya.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah. Suling konser pada sebelum Era Klasik (1750) memakai Suling Blok (seperti gambar atas), sedangkan pada sebelum Era Romantis (Era Klasik 1750-1820) pakai Suling Albert (kayu hitam berlubang dan dilengkapi klep), dan sejak Era Romantis (1820) memakai suling Boehm (kayu hitam atau metal dilengkapi klep semua yang disebut juga suling Boehm, sistem Carl Boehm), atau suling saja.
Khusus musik keroncong di Indonesia pada Era Stambul (1880-1920) memakai suling Albert, dan pada Era Keroncong Abadi (1920-1960) telah memakai suling Bohm.

ref :
http:/kamus-sunda.com

No comments:

Post a Comment